SURABAYA - Dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia, UNICEF yang diwakili Dr Armunanto M PH mengajak Tim Geliat Airlangga untuk melakukan dialog dan pembekalan materi kepada Dinas Kesehatan se-Jawa Timur. Acara itu dikoordinatori Universitas Airlangga (UNAIR) di Aula Hotel Dafam Pacific Caesar Surabaya, Rabu (26/10/2022).
Melalui dialog yang berlanjut mentoring, Dr Armunanto selaku perwakilan UNICEF dalam sambutannya menegaskan komitmen memperkuat kapasitas untuk memantau dan memberikan layanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas yang setara di tingkat nasional dan daerah.
Acara tersebut dihadiri perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Jombang, Bojonegoro, dan Kota Surabaya. Bukan hanya itu, seluruh perwakilan yang menghadiri acara tersebut diberikan pembekalan agar angka kematian ibu dan anak dapat segara turun.
Turunkan Angka Kematian Ibu dan Anak
UNAIR sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia turut andil dalam menggalakkan upaya penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia. Andil itu dilakukan dengan melakukan mentoring kepada perwakilan Dinas Kesehatan kabupaten atau kota di Jawa Timur. Yaitu, Kota Surabaya, Kabupaten Jombang, Kabupaten Jember, Kabupaten Bojonegoro. Mentoring dilakukan secara intensif selama dua hari berturut-turut.
“Pembekalan materi dilakukan karena kelima wilayah itu, pada 2021 menjadi penyumbang kematian ibu dan anak paling tinggi. Tapi, UNICEF dan Tim Geliat UNAIR memprioritaskan untuk menggali faktor kenapa angka kematian ibu dan anak cukup tinggi di Jatim, ” katanya.
Armunanto juga menuturkan, UNAIR punya peran penting untuk menurunkan angka kematian dengan memanfaatkan AMPSR yang dikaji secara maternal dan perinatal. Dengan pengerahan materi oleh Tim Geliat dan UNAIR, nantinya perwakilan Dinkes dapat menjadi fasilitator bagi ibu dan anak di Indonesia.
Sebagai universitas terbaik di Indonesia, UNAIR bertekad untuk berkontribusi menurunkan angka kematian ibu dan anak melalui pengamalan AMPSR. Upaya itu untuk mendukung SDGs tujuan kedua, yakni tanpa kelaparan dan ketiga, yaitu kesehatan yang baik dan kesejahteraan.
Harapannya, mentoring yang dilakukan itu dapat mencetak fasilitator yang sudah terlatih agar bisa memonitor dengan baik. Sehingga angka kematian ibu dan anak dapat segara turun.
Penulis: Sintya Alfafa
Editor: Feri Fenoria