Surabaya, - Pembina Persit KCK Cabang XLIX Dim 0830 Letkol Inf Budi Handoko S.Sos., dan Ketua Persit KCK Cabang XLIX Dim 0830 Ny. Rina Budi Handoko beserta pengurus mengikuti kegiatan Kick Off Secara Daring/Video Conference tentang Kolaborasi Percepatan Penurunan Stunting dan Peluncuran Buku Resep Makanan Baduta (anak usia bawah dua tahun) dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia, bertempat di Ruang Data Makodim 0830/Surabaya Utara Jl. Gresik No.52, Perak Barat Kecamatan Krembangan, Senin (08/08/2022)
Acara yang digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dihadiri Panglima TNI, Mensos Tri Rismaharini, Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dr. Laksana Tri Handoko, Kepala Pusdokkes Polri Irjen Pol Asep Hendradiana mewakili Kapolri dan lainnya.
Presiden Ke-5 RI Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara kunci pada kick-off kolaborasi percepatan penurunan stunting dan peluncuran Buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia pada acara tersebut.
Dalam kesempatan itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo melakukan penandatanganan MOU Konvergensi dalam Percepatan Penurunan Stunting dengan Ketua Umum Dharma Pertiwi, Hetty Andika Perkasa disaksikan Panglima TNI.
Selain itu, juga digelar sosialisasi menu sehat untuk cegah stunting dengan demo masak dan pembagian buku menu. Hasto Wardoyo mengatakan Megawati Sukarnoputri merupakan penggagas buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia.
"Terima kasih kepada Ibu Megawati yang menggagas buku Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil untuk Generasi Emas Indonesia yang ditulis oleh para ahli dan sudah dibagikan, " kata Hasto.
Hasto mengatakan hari ini angka stunting 24, 4?n setiap tahun ada 4, 8 juta ibu hamil dan melahirkan. Hampir 1, 2 juta penderita stunting lahir setiap tahun apabila kita tidak melakukan apa-apa.
Bangsa kita menghadapi situasi dimana jumlah penduduk usia produktif (14-64 tahun) lebih banyak dibanding dengan yang tidak produktif. Dependency ratio menunjukkan angka 41-44.
Baca juga:
Vaksinasi Booster di Mall Pasar Atom
|
Setiap 100 penduduk rata-rata hanya menanggung 46 orang yang tidak produktif, sehingga kalau pendapatan bangsa mau meningkat kesempatan pada periode sekarang ini. Sebab, ujarnya, pada 2030 dan 2035 akan banyak penduduk berusia tua.
"Generasi berikutnya harus mampu menanggung beban. Ini makna menyiapkan generasi unggul untuk Indonesia Maju dan mempersiapkan diri untuk Indonesia Emas 2045, " bebernya.
Hasto menguraikan, stunting merugikan kualitas SDM karena stunting pasti pendek sehingga tidak bisa jadi TNI/Polri, tetapi pendek belum tentu stunting. Kemampuan intelektual rendah dibandingkan dengan negara Asia Tenggara karena faktor stunting.
Selain itu, pada usia belum terlalu tua sudah banyak permasalahan, di antaranya central obese menimbulkan metabolic disorder yang meningkatkan risiko diabetes, cardiovascular disease, dan sebelum 50 tahun sudah tidak produktif.
Hasto mengatakan, BKKBN berkolaborasi dengan berbagai sektor, termasuk TNI dan Polri.
"Peran TNI/Polri dan tokoh masyarakat berperan sentral. BKKBN berkolaborasi dengan TNI/Polri sangat strategis dalam rangka percepatan penurunan stunting, " ucap Hasto.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pihaknya siap untuk mendistribusikan buku yang digagas Megawati tersebut.
"Kami akan berkoordinasi dan kami mintakan versi e-booknya supaya sharing ke seluruh satuan bawah sampai warga masyarakat kita bisa tinggal saring melalui WhatsApp atau media sosial lainnya. Jadi kami siap mendukung kaum ibu, " katanya.
Panglima TNI mengatakan, pihaknya menyiapkan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) TNI di seluruh Indonesia. Dia mengatakan bakti sosial TNI sebagian besar akan dialihkan untuk mendukung penurunan stunting ini.
Kepala Pusdokkes Polri Irjen Asep Hendradiana, yang mewakili Kapolri, mengatakan Polri menyampaikan komitmen mendukung optimal kolaborasi demi anak negeri mewujudkan anak unggu Indonesia maju. Antara lain dengan melakukan pendataan keluarga potensi Stunting di lingkungan Polri serta melakukan promosi edukasi mencegah stunting.
"Polri berharap kolaborasi ini ditingkatkan lebih intens dalam mendukung program pemerintah. Kepedulian diperlukan dengan mengajak seluruh pihak yang berpengaruh dalam masyarakat untuk melakukan sosialisasi advokasi mencegah stunting, " jelasnya.